Friday, August 29, 2008

Kisah Untuk Hari Tua (part II)

Kemudian masa-masa jenuhku menghadapi kenyataan hidup diperkotaan membuatku ingin sejenak kembali kekampung halaman. Selain karena sedikit masalah dengan 'preman-preman' di gang tempat tinggalku, kerinduan terhadap keluarga menjadi faktor utama mengapa aku membohongi ibuku tentang hasil tes kelulusan di salah satu Kampus negeri dikota Khatulistiwa ini.
Setiba di kampung kini kudapati kehidupan yang tlah jauh berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Mungkin karena tlah beranjak dewasa sehingga mata hati telah sedikit terbuka memandang kenyataan yang sebenarnya. Desaku tlah jauh berubah, keceriaan dimasa kecilku tak lagi nyaman terasa.

Ditahun berikutnya aku kembali kekota untuk melanjutkan studiku. Polnep kembali menjadi kampus pilihan mungkin kerena terlanjur jatuh hati dengan kampus yang satu ini. Disinilah kembali banyak Romansa indah yang kulalui. Nggak tau juga ya, mungkin karena tampangku yang nggak jelek-jelek amat (si amat aja ngak jelek, week..) sehinga cukup bisa dijadikan modal untuk urusan memperluas pergaulan (udah tau kan kemana arah pembicaraan ini !!) Tapi untuk menjaga privasi lebih baik tidak membahas hal yang satu ini.

Kehidupan dikampus kembali mempertemukan aku dengan beberapa teman karibku diwaktu stm dulu, walau telah sedikit berubah namun tabiat 'preman' kami masih sulit untk dihilangkan. Mulailah lagi sekedar nongkrong menghabiskan malam ditemani botol-botol yang bergelimpangan. Terlebih ketika diawal bulan dimana kami sibuk menghitung uang kiriman hampir tak terlewatkan sispan post untuk bersenang-bersenang versi kami yang penuh dengan nuansa alkohol. Walaupun imbasnya setiba diahir bulan masing-masing kami sibuk menghitung hutang, hihi rasain !
Bukannya tidak tahu haramnya barang yang satu ini, tapi jiwa yang rapuh dan ketaatan yang berkurang membuatku pernah larut dalam kesukaan yang sangat merugikan. Namun ahirnya pada suatu masa di ahir 2002 aku berhasil lepas dari jerat alkohol yang pernah 4,5 tahun mengisi aliran darahku.

Layaknya anak kost lainnya diriku tak lepas dari permasalahan uang kiriman. Terlebih karena diriku hanya berasal dari keluarga biasa yang merasa cukup dalam kesederhanaan. Lalu pernah terpikirkan untuk cari-cari uang tambahan. Kan banyak waktu luang diantara waktu perkuliahan, ibarat kata pepatah 'sambil menyelam minum Coca-Cola'. Ya bolehlah 'sekali merengkuh dayung dua-tiga hari terkapar keletihan'..... Mulailah aku bergaul dengan teman yang telah lama menjadi 'broker' barang barang bekas (lebih enaknya sih kita bilang broker barang second hand -'seken hen'-). Mulai dari hape seken, tipi seken, motor seken, baju seken (lelong lah ye ??) Namun naluri bisnis tidaklah bersarang dikepalaku. Kemudian aku beralih nongkrong dirental komputer milik teman yang melayani jasa pengetikan. Namun apa hendak dikata, menunggu memang hal yang paling membosankan. Alih-alih dapat obyekan ongkos rokokku aja ndak balik kalau udah dikerumuni teman-teman. Ahirnya aku belajar berhemat, dan beberapa bulan kemudian hasil dari menyisihkan uang kiriman aku bisa mengantongi sebuah hape polyphonic 'Siemens A55', ya lumayanlah untuk gaya meski pulsa waktu itu jarang ada.

Ahirnya pada september 2004 aku berhasil mendapatkan Ijasah diplomaku meski dengan IPK yang sangat pas-pasan. Kecewa dengan hasil ahir ini karena sampai semester ke-5 bahkan saat hari yudisium IPK ku masih cukuplah untuk modal kalau ingin ikutan berlomba menjajaki lowongan di perusahaan atau perkantoran lainnya. Memang rupanya di tahun itu kami mendapatkan standar penilaian yang telah ditinggikan (walau pun tanpa pemberitahuan sebelumnya) sehingga banyak hasil dengan nilai A harus di downgrade menjadi B, B turun menjadi C dan begitulah seterusnya... nasib-nasib,,, sekarang kami mau komplain kemana ? Ijasah udah buru-buru keluar dan para dosen pada 'melarikan diri' ndak tau mau nyari dimana. Namun tiada yang sia-sia.

Bingung dengan nilai yang sedemikian, aku berniat untuk melanjutkan lagi perkuliahanku. Tapi orangtuaku tidak mengijinkan karena selain udah tahu bobroknya diriku (hehe) pada waktu itu kami hanya bisa melanjutkan keperguruan tinggi yang ada dipulau jawa jika ingin mengambil jurusan yang sama, mana ongkosnya mahal lagi ?? Ahirnya aku pulang kekampung tercinta. Memang Bapakku menginginkan aku bisa ikut membantu usaha kecil-kecilan ala keluarga yang beberapa tahun terakhir giat membudidayakan salah satu ikan langka khas daerah ini. Tapi bukannya ingin bermalas-malasan, hanya saja merasa sudah cukup orang untuk mengurusinya.
Sukseslah diriku sebagai pedagang (pengangguran dalam gang) ya, hampir 1,5 tahun aku menganggur dan selalu sukses untuk telat bangun pagi. Benar-benar suatu keahlian langka yang membuat ibuku geleng-geleng kepala.
Hingga kemudian aku mendapati ada lowongan pekerjaan disalah satu perusahaan yang menjadi rekanan perusahaan operator seluler terbesar di negeri ini. Perusahaan tersebut ialah kiSEL; Koperasi Telkomsel (sekarang 'kami' punya arti lain untuk akronim ini = ..............selalu) Meski awalnya hanya berniat coba-coba sambil berpikir, bisa keterima gak ya??... Namun ahirnya aku bisa 'bergabung' pada salah satu divisi yang diperuntukkan sebagai tehnisi pendukung bagi perusahaan Induknya. Awalnya sih bingung mau ngerjain apa. "Ntar kalau sinyal ilang pasti aku disuruh manjat tower trus benerin parabola yang miring ya?" atau "pasti kerjaanku nanti ngidup dan ngematiin genset aja ya ?" begitulah pikiran pertama yang terlintas dikepalaku.
Seiring putaran waktu perkerjaan ini kemudian semakin menantangku untuk mengetahui hal-hal baru. Dan sedikit pengetahuan dasar tentang piranti elektronika dan sistem kelistrikan ternyata sangat membantu dalam troubleshooting gangguan tehnis dilapangan. Dengan sangat terkagum-kagum dengan sistem yang dipakai oleh operator ini (baca: Telkomsel) ternyata hampir semua 'event' dapat termonitor dari kantor pusatnya kejadian-demi-kejadian, waktu-demi-waktu. Begitu juga dengan sistem power nya, sungguh suatu sistem yang canggih penerapan tehnologi terbaru yang baru kutemui dilapangan. Sebuah moment yang bagus untuk penerapan teory yang pernah kupelajari dibangku kuliah. Perkerjaan ini lah yang membuatku bertemu dan mengenal 'orang-orang hebat'. Perkerjaan ini pula yang kemudian memberikanku kesempatan untuk menjelajahi 'tanah-tanah harapan' baru yang belum pernah kukunjungi sebelumnya.

Kemudian keseharianku berjalan normal apa adanya. Kebiasaan tidur malamku selama bertahun-tahun kemudian menjadi Insomnia dan masih terbawa sampai sekarang. Disinilah aku, kini kembali berada ditengah-tengah keluarga yang sederhana, sebuah keluarga lengkap dengan Ayah, Ibu, Kakak dan Adik tercinta. Hingga ahirnya disuatu masa dimana kami harus kehilangan salah satu anggota keluarga karena demam yang dideritanya yang kemudian teranalisis sebagai Typhus dan malaria Tropika.

Sedikit kembali kemasa lalu, pada Awal July 1993, Ibuku kembali melahirkan seorang bayi perempuan yang kemudian menjadi bungsu dari tiga bersaudara. Mulai saat itu aku menjadi seorang abang, dan mulai saat itu juga aku selalu mencoba menjadi seorang abang yang baik buat adiknya. Untuk sedikit membantu orangtua akupun ikut merawatnya. Tak terkira bangga dan bahagianya diriku mendapati seorang adik yang manis dan lucu dan seringkali kegemasanku ahirnya menimbulkan jeritan tangis histeris padanya yang membuat gusar orangtua. Sangat tinggi impianku untuk bisa membimbingnya kelak sampai ia bisa berdiri sendiri dalam menjalani dan menghadapi dunia ini. Seorang yang telah menjadi motfasi dalam seiap langkah-langkah ku.

Tapi apa hendak dikata pada 8 syawal 1427 H/31 oktober 2006 ternyata Allah SWT berkehendak lain dengan memangil pulang dirinya. Seorang adik yang tengah beranjak remaja dan tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita, sunguh seorang wanita yang taat menjalankan kewajiban Agamanya, seorang anak yang cerdas dan giat menambah ilmunya, seorang yang kemudian menjadi tumpuan harapan cita-cita seluruh anggota keluarga terlebih ketika aku dan kakakku telah menyelesaikan kuliah dan kami sama-sama telah berkerja. Disaat kami fokus pada pergaulan dan pendidikannya. Yah sunguh kejadian yang sangat menyesakkan dada. Bahkan tak terasa air mata ini tertumpah setiap teringat akan tawanya, air mata yang tak terbendung bahkan saatku membuat tulisan ini.

Beginilah jalan yang harus tetap dilalui, berusahalah tabah dan teruslah ikhlas dalam menjalani kehidupan ini. Banyak cerita dibalik kematian ternyata telah membuat kami setidak-tidaknya lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya kelak, menuju sebuah kehidupan kekal nan abadi.

be strong Don !
Life is goes on, the show must be shown.

Teruntuk adikku tersayang:
"Sesungguhnya Emak, Bapak, Kakak dan Abangmu sangat menyayangi dirimu, betapa berdukanya kami ketika dirimu mendahului kembali kehadiratNya. Semoga engkau selalu mendapatkan ampunan dan rahmat dariNya. Kedua orang tuamu telah meredhai dirimu, demikian juga dengan kedua saudaramu. Semoga ALLAH SWT kelak menghimpun kembali kita dikehidupan berikutnya, didalam Syurga-KeridhaanNya".
Semoga shalawat dan Salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad tercinta.
Aamiin Allahumma aamiin.

But it's not so bad
You only the best that I ever Had...
(Vertical Horyzon-Best I ever Had)



Friday, 29 Aug 2008
09:20 pm
-just dedicated to my self-

Kisah Untuk Hari Tua (part I)

------------------- ---
# BEST I EVER HAD #
----------------------

So you sailed away
Into a grey sky morning
Now I'm here to stay
Love can be so boring

Sepengal lirik dari sebuah lagu yang pernah sangat kusukai di pertengahan tahun 2001 kembali mengalun merdu dari laptop ACER kreditan milikku. Sungguh sebuah lagu yang mampu mengendurkan hentakan cadas System of A Down atau sedikit memudarkan dominasi Dream Theater bajakan koleksiku. Sebuah lagu lawas yang kembali membangkitkan romansa sebuah kenangan indah yang masih tersimpan rapi dikepala.

Berawal dari pertemuan dengan seseorang wanita cantik yang pernah kukenal sebelumny (baca:teman lama) setelah sekian lama dari kecil kami hampir tidak pernah lagi bertatap muka. Meski tak lebih dari sekedar teman biasa kami menjadi sangat kompak dikarenakan masih ada hubungan keluarga. Intensnya komunikasi kemudian berkembang menjadi ajang curhat-curhatan dan kemudian saling mengunjungi dan saling berbagi cerita tentang hal-hal yang telah dilalui. Sungguh suatu kenangan manis namun kemudian harus berubah menjadi kaku melebihi bekunya sebuah perang dingin. Memang kami harus saling menjaga diri dikarenakan struktur dalam keluarga yang tidak memungkinkan untuk menjajaki tingkatan berikutnya (ribet nih jelasinnya) yang jelas ini happy beginning with bad ending lah. Namun dari sinilah kemudian aku mengerti akan arti kehidupan dan mendapatkan pelajaran berharga menuju suatu tahap pendewasaan diri (sungguh seorang yang sangat sangat sangat layak untuk dikenang, memory in 2002).

Kemudian lamunanku sejenak menerbangkanku jauh ke masa lalu.
Kembali kemasa kecilku. Tak banyak yang bisa kuingat selain cerita dari kedua Orang Tua dan sanak keluarga tentang seorang bayi chubby imut dan lucu (masih kelihatankan ampe sekarang? hihihi; imut = i....muka tue...) yang kemudian 'bermetalmorposa' menjadi berandal cilik yang cengeng, seorang anak nakal yang sangat suka berkelahi dan jarang betah dirumah. Maklumlah diantara kesibukan Ibuku beliau juga mengurusi aku dan kakak ku yang hanya terpaut satu tahun dariku sedangkan Bapakku sibuk berkerja. Seringkali aku 'lepas' dari pengawasannya sekedar dengan lompat dari jendela dan banyaklah trik-trik jitu melarikan diri lainnya.

Mungkin dikarenakan kenakalanku akhirnya kedua orangtua memutuskan untuk kembali ke desa kelahiranku dimana Kakek dan Nenekku yang saat itu masih tinggal disana menghabiskan masa pensiunannya. Disana kemudian aku mendapatkan pendidikan dasarku sebuah bekal yang sungguh sangat berguna.

Dengan bimbingan (alm) Kakek ku aku mulai mengenal tata cara mengeja hurup-hurup 'Juz-amma' ketika umurku 5 tahun. Untuk lebih memperkuat dasar pijakan hidupku selain bersekolah disekolah dasar negara aku juga dititipkan disebuah madrasah diniyah pada siang harinya. Disanalah tempat dimana aku mulai mengerti Tajwid dalam membaca Al-Quran. Disana juga tempat kami mempelajari Fiqh Islam, sekedar pengenalan tentang tafsir Al-Quran dan pembahasan tentang tingkatan Al-Hadist, juga tentang dasar-dasar Tauhid serta bimbingan dan penjelasan tentang Ahlak yang diajarkan oleh Ustad dan para Ustadzah disana (semoga ALLAH SWT merahmati kita semua).
Dan sedikit waktu luang disore hari sepulang dari madrasah selalu kuhabiskan seperti kebanyakan anak-anak lainnya untuk bermain main disungai atau menjelajahi hutan belantara desaku untuk menjejali sebuah petualangan yang cukup mendebarkan.
Sampailah dimana aku mulai menapaki masa remaja, dimana aku mulai menikmati hentakan bit-bit keras dari Slank, powerslaves, boomerang dan Gun 'N Roses yang kudapatkan dari paman-pamanku yang bersekolah di kota. Juga mengenal lirik -lirik 'nakal' milik Iwan Fals yang dikemudian hari menumbuhkan suatu pandangan kritis terhadap kehidupan bangsa dan negara ini. Ditemani gitar "Isuzu F-20 Classic" sebuah gitar bolong pertamaku yang selalu menjadi teman setia dengan dentingan-dentingan perdana yang hampir fals semua, harus dimaklumi soalnya inilah masaku mulai mempelajari chord-chord dasar gitar dan memainkan sebuah lagu.

'Tennagers is time when I can Spend all my life time, do all I want to done'
demikianlah sebuah pemikiran skeptis remaja yang juga kupikirkan dikala itu tentang pengartian perasaan yang bergejolak tentang sebuah arti kebebasan (mungkin ada baiknya ditampilkan sekedar mengingat masa yang tlah dilewati) sebuah masa yang sangat menantang untuk melakukan semua yang telah dilihat dan merasakan apa yang telah dipikirkan.

Disinilah saat dimana mulai meniru apa yang dilakukan orang-orang yang lebih tua. seperti merokok, berkerja (ini lumayan positif), dan berbaur dengan masyarakat dilingkungan sekitarnya (ngatifnya dengan bertambahnya keberanian dan teman maka frequensi nongkrong dan keluar malam juga bertambah) dan aku selalu bersyukur karena pergaulan didesaku saat itu telah lebih menyelamatkan karena tidak banyak terjadi hal-hal yang secara terang-terangan melanggar kaidah agama. sebuah perbandingan kontras ketika kemudian aku menjadi bagian dari kehidupan kota juga kenyataan dimasa sekarang.

Perjalanan waktu kemudian menghantarku menuju pergaulan dan pergulatan hidup yang sebenarnya. Dikota ini (baca: pontianak) tempat ku menimba ilmu sangat jauh perbedaannya dari kehidupan dikampungku, disini tidak terlalu dirasakan adanya rasa kebersamaan yang ada hanyalah sebuah pertemuan semu belaka, Sebuah pertemanan yang lebih hanya dikarenakan berada dilingkungan dan waktu yang sama tanpa memiliki dasar saling percaya dan saling menjaga. Namun aku cukup beruntung karena kemudian mendapatkan teman yang sangat setia kawan yang rela dan mau berbagi hampir disemua keadaan, mungkin ini dikarenakan kami sama-sama berstatus sebagai perantau ditanah harapan ini. Pergaulan di sekolahku yang notabene nya hampir laki-laki semua kemudian lebih mengarah pada sebuah kekerasan. Ya disinilah apa yang dulu lebih dikenal sebagai STM sungguh sangat layak jika disebut sebagai 'sarang preman' (entah gimana ya keadaan almamaterku ini sekarang??) Teringat moto yang sangat terkenal disaat itu; "Pertemanan diakhiri dengan perkelahian, dan perkelahian diakhiri dengan Tawuran"
-to be continue-

Sunday, August 24, 2008

Cita cita, Impian dan sebuah Keinginan

Tersenyumlah, biarkan hati jadi ceria jangan mendramatisir keadaan.
Jangan pernah jadi pecundang, berjuanglah jadilah pemenang dan siap bersaing.
Raih dan gapailah apa yang engkau cita-citakan.
Good Luck !

Manusia Hanya bisa merencanakan, namun hanya Tuhanlah yang menentukan ahir dari semua kejadian.
'Sebuah narasi tentang faktor yang mempengaruhi pembentukan Karakter dan Impian akan sebuah Format Masa Depan'
Tentang cita-cita, Impian dan sebuah Keinginan

Secara garis besar, keluarga sebagai lingkungan pertama yang kita kenali pastilah yang paling besar pengaruhnya terhadap dasar karakter dalam pembentukan pola berpikir dan cara bertindak pada diri kita. Selanjutnya kejadian-kejadian dimasa kecil akan sangat menjadi penentu karena sangat berbekas dan secara terus menerus akan menuntun pilihan pada apa yang menjadi kesukaan dimasa itu. Sebuah contoh sederhana, ketika dari kecil kita sering dibelikan pakaian yang bermotif kotak-kotak. Maka secara alamiah naluri kita akan tetap menyukai motif tersebut walau kita telah mengenal motif-motif lainnya yang memang kita sendiri mengakui kelebihannya. Tapi anehnya kita merasa lebih sreg dengan motif yang telah sangat menempel pasa kebiasaan kita. Implementasi kejadian itu akan terus terjadi disaat kita menikmati indahnya masa remaja. Mungkin inilah masa terindah dimana hampir tak ada warna buram yang menyelimuti jiwa, semuanya ceria penuh dengan taburan tawa bahagia (seandaikan diberikan opsi untuk sejenak kembali kemasa lalu, mungkin masa-masa ini akan mendapat porsi kunjungan tertinggi dari pilihan semua umat manusia (??) betul ndak ?) Kemudian disaat mulai menjajaki fase kedewasaan, masa transisi yang penuh dengan cinta, inilah sweet seventeen. Masa dimana sering kali kita berlagak dewasa. Kontrasnya dimasa ini juga banyak yang masih belum mau melepaskan tabiat childish nya. Teringat gurauan yang sangat terkenal disaat itu, "kau ni badan nye badan budak kecik, tapi tengong - tengong tue", hihi kurang asem temanku itu!


Kemudian dimanakah masa yang paling berperan dalam pembentukkan karakter ? Mungkin kita akan mengatakan semuanya.

Tapi ada baiknya jika kita fokus pada masa transisi -remaja ke dewasa- masa dimana semuanya mengerti akan arti Hip-hip hura hura ! Berapa banyak orang yang harus rela menjadi pengisi daftar panjang dari orang-arang yang kecewa dikarenakan salah memilih langkah dimasa ini. Ya memang inilah masa dimana rasa percaya diri dan arti tanggung jawab sangat membebani jiwa. Dimasa ini kita mulai memahami arti bahagia, suka, duka.. terlalu banyak perasaan yang tumbuh, rasa cinta, atau justru mulai mengerti arti kecewa. Kekecewaan terhadap kehidupan, terhadap lingkungan dan teman, atau orang tua dan keluarga....???

Tapi yang jelas masa masa es-Em-a/sederajat akan sangat menentukan jalur kehidupan kita dimasa-mesa berikutnya. Pergaulan dimasa ini sangat menentukan.

Mungkin ada yang bertanya-tanya Bagaimana dong tentang masa-masa di bangku kuliah?? Bukan kah disini masa yang paling diperlukan untuk bisa berkerja dan menggapai semua cita?? Memang agak repot menjawabnya. Tapi kalau menurutku sih masa kuliah bukan menjadi bagian awal sebuah cita-cita.. Adapun dasar pemikirannya adalah rata rata untuk urusan duniawi rata-rata orang bercita-cita pengen kaya, pengen punya mobil, pengen hidup tenang, pengen punya anak yang banyak, pengen punya Bank Pribadi (??) dan tidak begitu lazim tuh kalau seseorang yang dari kecilnya sudah bercita-cita entar kalau udah gede aku pengen langsung kuliah, atau menurutku siapasih yang dari kecil bercita-cita pengen pusing menghafalkan rumus kimia ?? atau bercita-cita untuk dipusingkan rumitnya menyusun sebuah gerbang logika ?? Adapun bangku kuliah adalah media untuk mengejar cita-cita dan seringkali bukanlah bagian dari cita-cita itu sendiri (ini menurutku lho,, pengalaman pribadi)

Sedikit pesan yang ingin disampaikan,,, Diantara semua cita-cita besar lainnya, mungkin cita-cita untuk memiliki keluarga yang bahagia, sakinah, ma wahdah, wa rahmah (yang tidak haram jaddah), menjadi cita-cita penentu dalam melanjutkan cita-cita pada generasi berikutnya (Insya Allah, jika kita semua dimaksimalkan umurnya dan dunia ini belum keburu kiamat). So, mungkin kita bisa mencoba memikirkan untuk membangun sebuah format masa depan yang lebih baik dari diri kita. Karena rata-rata orang tua menginginkan yang terbaik buat anak-anak nya marilah kita bersama-sama untuk saling mengingatkan. Diantara persiapan-persiapan Lahiriah, tentulah persiapan-persiapan Batiniyah lebih harus ditingkatkan.

Tentu kita ingin melihat generasi selanjutnya memiliki moralitas yang baik dan berahlak mulia. Maka penanaman akan nilai nilai Agama menjadi hal yang paling utama jika ingin mendapatkan sebuah mental yang perkasa. Penerapan nilai-nilai yang sesuai dengan kaidah syari'ah secara dini dalam lingkungan keluarga akan sangat menuntun para buah hati kita yang masih bersih dari belenggu hawa nafsu dunia dalam menemukan cita-cita terluhur untuk menggapai kebahagian sejati. Karena menurut fitrahnya hati kecil pada setiap insan manusia akan selalu membimbing untuk menemukan ajaran-ajaran tuhannya dan selalu bertanya-tanya dalam menyibak misteri alam semesta. Semoga kita semua biberi kekuatan dan siap membimbing para 'Zuriat-Zuriat' kita dalam menggapai cita-citanya.

Entah, aku nanti jadi apa...
Entah, Aku jadi apa saja....
Asal... kecil disuka dan muda terkenal
Tua kaya raya, Mati masuk Surga !
(Slank-Entah Jadi Apa)

Beatutiful Sunday
24 August 2008
in my Room

(edit)
on Monday 25 August 2008
at 07:33

Saturday, August 23, 2008

Bukan Matematika Biasa

Aneh bin Ajaib


Begitulah kalimat umum yang sangat kita pahami ketika mencoba mencermati setiap pergulatan kehidupan didunia ini. Tak sesederhana menghitung gaji (eh)- menghitung hari atau tak semudah mengitung berapa jumlah uang dikantong kita (eh lagi)- menghitung berapa jumlah detik yang ada dalam seminggu, sebulan atau detik yang bergulir dalam setahun.

Seringkali kita melihat banyak kejadian yang berlalu diluar perkiraan atau kita justru mengalami sendiri pengalaman yang sangat diluar perencanaan.

Secara umum jika kita membayangkan suatu jarak semisal 60 km, tentulah kita sepakat jika jarak tersebut kita tempuh dengan kecepatan rata rata 40 km per jam maka kita akan sampai ditujuan setelah melewati waktu tempuh 1 jam dan 30 menit. Namun seringkali kejadiannya tidak sesederhana itu. Bagaimana jika kita gagal mengatur kecepatan dengan terjebak dikemacetan yang menyesakkan. Atau sekedar terhimpit diantara konvoi pawai yang penuh dengan keceriaan. Belum lagi karena faktor pergolakan kondisi alam, perubahan cuaca dengan turun hujan dan sebagainya, atau kondisi jalan dan kondisi kendaraan kita disaat itu.

Bukanlah Matematika sederhana

Jika melihat sebuah Generator berkapasitas 1 kilo volt-amper, tentulah kita mengira akan menghasilkan daya yang sama besarnya. Tapi apakah kita akan mengabaikan setiap kejadian yang berlalu ?? Bagaimana dengan faktor berkurangnya putaran mesin yang dikarenakan gesekan disetiap Gearnya, atau sekedar panas yang dihasilkan dari pergeseran medan magnet pada kumparan-kumparan primer. Bagaimana dengan ausnya mesin karena pertambahan usia? Belum lagi penyebab yang ditimbulkan ketika salah dalam memperhitungkan beda phasa antara arus dan tegangan yang sangat dipengaruhi oleh jenis beban yang terpasang di keluarannya.

Memang hidup ini seperti sebuah perhitungan matrix atau sebuah perkalian vektor yang sangat carut marut. Banyak bilangan-bilangan imajinir yang tak dapat kita niscayakan bahkan seringkali bilangan-bilangan imajinir itu kemudian muncul kepermukaan dan menjadi hasil pada perhitungan yang sebenarnya.

Teruslah berpikir dan berjuang. Karena pastilah perjuangan itu akan sangat menentukan jatidiri kita. Sungguh takkan ada suatu usaha dan perjuangan yang berahir dengan sia-sia.

Untuk sekedar relaksasi guna sedikit melepaskan tekanan horor yang sering menyelimuti jiwa, mungkin jalan terbaiknya adalah kembali memflashback diri dengan lebih menjaga agar tetap tahu alur kehidupan apa yang seharusnya kita putuskan untuk dilalui. Sesungguhnya jika kita cermati, banyak sekali peritiwa yang berlainan tetapi mempunyai motif kerjadian yang bersamaan.

Teruslah berlatih untuk lepas dari peliknya perhitungan-perhitungan imajinir tapi juga tidak dengan hanya memikirkan beberapa bilangan-bilangan nyata saja.

* Kita semua akan dibalas sesuai dengan amal-perbuatan dan apa yang kita lakukan.
Adapun diatas semuanya, tentu keridhaan dari Allah SWT - Pencipta alam semesta -
pasti akan lebih berarti jika dibandingkan dengan segala Usaha-Ikhtiar kita.
Wallahu a'lam bis-shawab


Putussibau, 22 Agustus 2008
In my Room
11:10 pm


Friday, August 22, 2008

bad english


Du yu spik in inglis ?

Dulu jika diajukan pertanyaan seperti ini sering kali aku terdiam sejenak untuk berpikir dan beberapa detik kemudian dengan mantap menjawab:

No, ay don !

Entah mengapa otak bengal ini sangat kesulitan ketika harus bertutur kata menggunakan bahasa yang satu ini. Mungkin karena bukan bahasa ibu kandung kali ye ??

Selain juga karena tidak terbiasa sehingga sulit menjaga singkronisasi antara Otak dan Lidah dalam mengucapkannya. Teringat jawaban seorang teman ketika ditanya dengan pertanyaan yang serupa : "Kalau bahasa Inggris yang lama Kame dah lupa, kalau bahasa Ingris yang baru Kame sih belum tahu", wuih, kata-kata Ajaib ! Sungguh sebuah kalimat yang kemudian sangat sering kugunakan untuk menampik ketidak mampuanku dalam sebuah realita.

Bahasa Inggris telah menjadi bahasa ketiga yang kupelajari secara resmi melalui bangku sekolah. Walaupun sebelumnya sudah sangat menguasai beberapa bahasa diantaranya Bahasa Ibu kandung, Bahasa Isyarat, Bahasa Tubuh (??). Selain bahasa Indonesia (jujur sebenarnya aku juga tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar), juga Bahasa Arab yang menjadi dasar untuk mempelajari Al-Qur'an (aku lebih terlihat seperti Unta...) Bahasa Inggris mulai kudapatkan ketika menduduki bangku esEmpe.

Staring Vic Morro !

Demikianlah kami memanggil ms.Nurhayati; 'Ibu' bahasa Inggris pertama kami (mohon maaf ya bu ya ;-)) berawal dari film 'Combat' yang mengisahkan tentang perang dunia ke-2 yang waktu itu intens ditayangkan ditelevisi nasional. Film Combat kemudian menjadai film Inggris pertama yang aku mengerti. Walaupun sebenarnya bukan tau dari bahasanya melainkan hanya melihat gambar dan membaca teks yang tertera disetiap stage yang tampil dilayar kaca.

Seiring waktu... pendidikan dan pergaulan memberikan tantangan untuk lebih menguasai bahasa aneh ini. Mulai dari agar terlihat keren dengan 'Asal British' nya sampai karena tuntutan kelulusan di tiap ahir caturwulan, semesteran dan ujian akhir tahun sekolahan.

Sebagai salah satu penggila rangkaian kontrol elektronika ketika stm dulu (itu sih dulu...) diriku seringkali mendapatkan literatur ataupun artikel yang berbahasa Inggris. Mungkin karena Minimnya ketersediaan buku dalam bahasa Indonesia atau karena para tehnikal udah pada ber-Inggris ria.

Sampai waktu menginjak bangku kuliah, penggunaan bahasa Inggris kian digalakkan guna perbaikan mutu pendidikan begitu katanya (yang kami rasakan waktu itu lebih kepada peningkatan kram disisi otak kiri), sampai ketika mulai berkerja hampir semua buku panduan dan beraneka diagram kontrol Engine-Electronic-Electrical dibabat habis dalam bahasa Inggris (dan Bahasa Jerman). Aaw! Pening aku peniiing...

Bisa karena terbiasa

Mungkin inilah yang terjadi hingga ahirnya sedikit demi sedikit aku mulai memahami dan bisa mengartikannya. Bukan berarti bisa berbicara dengan lancar karena sering kali syncronizing itu kembali ambruk ketika udah ngobrol berlama-lama walau untuk sekedar ber-chatting ria.

Jika sekarang aku ditanya;

Can you speak in English ?

meski terdiam aku tetap menjawab:

Yeah, litel-litel ai ken lah....





my lovely room
Friday, Aug 22 2008
01:45 pm

Thursday, August 21, 2008

Behind The Name


Bismillah,
Assalamu'alaikum Warahmatullah


http://downeyaku-kampoengboyzstyle.blogspot.com/
adalah nama yang terpikirkan olehku ketika berniat membuat sebuah blog untuk sekedar meramaikan dunia maya ini.

Terinspirasi oleh seorang teman-rekan-atasan dimana aku berkerja maka terlahirlah sebuah keinginan untuk menyimpan tulisan-tulisan hasil dari kolaborasi akal dan jiwa yang kadang kadang memang sering melahirkan suatu pemikiran aneh (versiku) atau sebuah pemikiran yang bermanfaat (versiku juga) yang mungkin ada baiknya jika terus disimpan dan diabadikan. Juga setiap detik waktu yang telah dilalui tentu melahirkan kesan tersendiri dan menghasilkan pengalaman-pengalaman yang layak untuk di ingat, dikenang bahkan dipublikasikan.


Semoga kita dapat sedikit bersantai membaca dan memahami pemikiran-pemikiran aneh yang mungkin tertumpah dalam lembaran digital tulisan demi tulisan.

Semoga kelak bermanfat bagi diriku sendiri dan semua orang yang mengunjungi situs ini. Semoga menjadi bagian dari ilmu yang bermanfaat, semoga dapat menjadi tambahan bekal dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya yang selalu menanti untuk diarungi.

Alih-alih melambungkan tinggi hayalan dalam kesendirian, semoga tulisan yang mungkin terlahir kelak bermanfaat. Semoga kelak mendapatkan tempat dan berkembang menjadi sebuah komunitas, dan bisa menjadi Inspirator dan Motifator untuk melahirkan pemahaman-pemahaman baru yang menyegarkan. Semoga aku bisa lebih menghargai diriku dan bijak dalam memanfaatkan waktu yang terus berlalu.





ba'da Maghrib in my Room
Thursday, 21 Aug 2008